Rabu, 19 November 2014 05.16

Aku pasti kembali

Namaku jelita, aku sekolah di sma vanderwaald. Aku duduk di kelas 1 sma. Aku termasuk siswa yang pandai, dan juga mudah bergaul. Aku mempunyai seorang sahabat dia bernama putra. Putra adalah sosok sahabat yang baik, perhatian, dan selalu mengerti keadaanku, dilain waktu saat aku bersedih, dia yang selalu menghiburku. Suatu ketika dia memendam perasaan yang sama dan aku juga merasakannya.

“jelita..” panggil seseorang itu dari arah belakang. Dan itu sahabatku putra.

“iya put..? ada apa?’’ tanyaku.

“pulang sekolah , ikut aku ya.. aku mau ngajak kamu ke suatu tempat.”

“oke baik.”

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, putra langsung menghampiriku dia sudah berdiri tepat di ambang pintu kelasku. Dia memanggilku sambil tersenyum.

“jelita.. ayok kita berangkat.”

Putra tiba-tiba mengandeng tanganku , menuruni anak tangga, Dan segera menuju ke area parkir. Kelas kami berada di lantai 3 . Aku dan dia berbeda kelas . Sejak smp kita selalu bareng. Dan sampai SMA ini. Setelah kami tiba di area parkir, putra mengeluarkan motornya yang terparkir dekat pos satpam.

“ayok naik.” Putra mempersilahkan aku untuk naik ke motornya, dan kini kami berangkat meninggalkan area parkir. Juga sekolah.
“kita mau kemana?’’ tanyaku kepadanya.

“ke suatu tempat. Dan kamu pasti suka.” Setelah beberapa menit di perjalanan , kami pun sampai di tempat tujuan. Ternyata putra mengajakku ke sebuah taman bermain. Di taman tersebut . terpampang air mancur yang begitu indah, banyak sekali bunga-bunga yang berwarna warni. Kami berdua duduk di kursi dekat taman.

“jelita… “ panggil putra kepadaku, sorotan mata tajam nya yang takkan pernah ku lupakan sejak dulu . deg…. Jantungku berdebar-debar. Aku tak mengerti tentang perasaan ku padanya, sudah 5 tahun kami bersama.. saling melengkapi satu sama lain. Tapi, tak pernah aku mengerti hubunganku dengannya.. yang aku tau, aku dan dia bersahabat.

“putra, kok nangis?’’ tanyaku padanya. Putra meneteskan air matanya perlahan demi perlahan . ku apus air matanya yang membasahi kedua pipinya..

“aku gak nangis, aku Cuma bahagia aja punya sahabat kaya kamu.” Di usap rambutku dengan kelembutan tangannya. Putra memang sahabatku , dan juga kakak bagiku. karena itu aku tak mau kehilangannya.

“jelita, suatu saat nanti, aku gak bisa terus berada di sisi kamu, kamu harus bisa nantinya tanpa aku. Aku gak mau terus-terusan jadi benalu yang selalu ada di hidupmu. Kamu harus bisa jalani hidup , dan mungkin tanpa aku. ingat janji kita dulu. Kalo kita akan selalu bersama.”

“putra kok ngomongnya gitu, tanpa kamu hidup jelita ga mungkin seceria ini. Karna kamu, hidup jelita bahagia dan lebih berwarna. Kalaupun nantinya putra ninggalin jelita, jelita akan cari putra sampai kapanpun dan bakal nungguin putra sampai putra kembali. Entah beberapa lamanya”

“tapi, inget. Kalo putra gak ada di samping kamu lagi. Kamu janji harus selalu tersenyum.”

“iya, jelita janji… jelita akan selalu tersenyum untuk kamu.”

Hari sudah semakin berlarut. Meninggalkan semua kisah yang ada. Taman tersebut menjadi ikatan janji mereka.


***
Keesokan harinya di sekolah, tepat pukul 06:15 menit.

“jelita, ini ada surat untuk kamu.”dihampirinya jelita , Di kasihnya sepucuk surat itu untuknya yang terpampang besar siapa nama pengirim surat itu. yaitu “putra” .

Deg…… hati jelita tiba-tiba gelisah tak menentu. Tak mengerti apa yang sedang iya rasakan saat ini. Di bukanya isi surat itu perlahan.

“jelitaa… ini aku putra, maafin aku ya kemarin aku gak sempet berfikiran untuk ngomong ke kamu. Karna semua itu terlalu berat untukku. Aku gak sanggup ninggalin kamu disini. Mungkin, saat kamu baca surat ini aku sudah tiba di Kalimantan. Papaku dinas disana, dan terpaksa aku ikut dengannya. Maafin aku ya jelita. Inget janji kita. Kamu harus tetap tersenyum. Suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi.“

Di akhirinya akhir surat itu. Jelita yang hanya bisa diam membisu dan pucat pasi di tempat duduknya. Perlahan iya menteskan air mata dan tidak percaya akan semuanya. Tak pernah iya mengerti akan semua perasaannya. Sedih, kecewa, semuanya yang iya alami saat ini. Tak sempat iya mengatakan tentang perasaannya yang sebenernya kepada putra. Cinta… mungkin ini yang aku rasakan. Perasaan itu tak pernah ku sadari sebelumnya, setelah kepergianmu baru aku menyadari.. cinta itu ada.

***
Setelah pulang sekolah, aku bergegas untuk pergi kerumah putra. Tetapi hasilnya nihil, tak ada satupun orang yang menjawab sapaanku. Rumah itu kosong. Jelita tak tau harus mencari putra kemana lagi. Akhirnya , aku memutuskan untuk pergi ke Taman kemarin, terakhir kali aku bertemu dengannya, bersamanya…. Taman itu sepi.. tak seperti biasanya, tak banyak orang yang lewat area taman bermain itu. dihampirinya kursi taman tempat aku duduk bersama putra waktu itu. Aku mengingat kembali perpisahan terakhirku dengannya. Aku meneteskan air mata.

***
Setelah 2 tahun aku menunggu, putra tak juga ada kabar. Selama itu aku tak pernah seceria dulu. Hanya kesedihan yang tampak di wajahku. Sesering kali aku mengingat kenangan itu, itu membuatku sakit. Sekalipun aku mencoba melupakannya, itu akan semakin sakit. Beberapa sering aku memutar lagu pasto’aku pasti kembali’ liriknya yang benar-benar menyentuh hatiku.

Reff : aku hanya pergi tuk sementara..
bukan tuk meninggalkanmu selamanya..
aku pasti kan kembali, pada dirimu ..
tapi kau jangan nakal.. aku pasti kembali…..

selama 2 tahun, kenangan itu menghantui harii-hari ku . tang sanggup aku melupakannya. Kini aku benar-benar mencintainya. Cinta bukan lagi sekedar sahabat , tetapi perasaan yang lebih dari pada itu.

hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 17 , sekarang aku sudah duduk di bangku kelas 3 sma, sekalipun aku ingin pindah ke lain hati dan berpaling dari putra, aku masih takut. Karena luka yang ada di hatiku masih ada. Setelah malam kian tiba, putra tak juga mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Padahal hanya sapaannya, dan ucapannya yang begitu berarti untukku..

hari ini sweet seventeen ku. Dan mungkin itu semua tak ada artinya kalau putra tak ada di sampingku. Malam ini aku ingin sekali pergi ke taman itu. untuk menenangkan diri disana, mungkin hanya beberapa saat. Aku akhirnya memutuskann untuk pergi kesana dan meninnggalkan acara dan tamu undangan yang telah hadir di pesta ulang tahunku yang ke 17 itu. aku pergi ke sana dengan di temani supir papaku dan setelah beberapa menit di perjalanan, aku tiba di taman itu. aku tak menyangka.. begitu indah suasana taman tersebut dengan lampu lampion-lampion yang khas terpampang disana. Dekorasi lampu-lampu kecil di setiap pohon yang mengelilingi menambah indah suasana taman itu. aku duduk di kursi putih taman itu. tiba-tiba beberapa saat aku memejamkan kedua mataku dan membukanya kembali aku melihat sesosok putra di depan mataku. Dia tampak berbeda dari dahulu, aku tak percaya kini dia ada di depan mataku, atau mungkin ini hanya ilusiku.

“happy birthday jelita.. aku nepatin janjiku kan , kita pasti bertemu kembali. Dan aku pasti kembali.”

“ini benar kamu?’’ tanyaku tak percaya.

“iya, ini aku. aku putra.”

“kemana aja kamu, kamu gatau aku disini sedih mikirin kamu, kamu gak ada kabar dan hilang gitu aja.”

“maafin aku, aku Cuma gak mau ganggu konsentrasi belajar kamu.”

Putra menghampiriku dan memberiku sekotak bingkisan tanda ucapan ulang tahunku. Dan ternyata itu adalah sebuah kalung yang berukiran tulisan nama kita berdua. Gaun cantik yang aku kenakan malam itu saat ulang tahunku berwarna putih, dan juga putra, membawa bunga mawar merah kesukaaanku dan ia mengenakan jas kemeja putih.

“aku janji gak akan ninggalin kamu lagi. Aku gak bisa tanpamu. Aku mencintaimu, aku sayang kamu jelita.” Kini dia menggutarakan isi hatinya, hanya itu kata yang aku tunggu selama ini dari mulutnya.

“akupun begitu. Ini adalah hari terindahku. Kamu kembali, untuk menjadi sahabatku, juga kekasih bagiku…..”

Cintaku Terselip Di Bola Matamu

             
  - Pagi yang tak pernah kumiliki,, karna hanya Tuhan yang memilikinya dia yang menciptakannya. Tapi alangkah besar nikmat tuhan untukku, dengan udara yang menyapa manja, burung yang menyanyi dengan nada do, re, mi, jhahaha.. . Aku senang akan hidupku, aku punya sebuah dunia yang tak semua orang memilikinya, yang tak semuanya terasa nikmat bila di jalani sendiri. Tapi terkadang aku benci kehidupan ini, kehidupan yang hanya bertepuk sebelah tangan bila di angan-angankan, aku melihat dengan merasa, lewat tanda-tanda bahwa aku bisa melakukannya, ini keberuntunganku.

               Meski aku terundung dunia yang gelap, dan senyap tapi hatiku tidak pernah buta, hatiku bisa merasakan hadirnya kehangatan cinta, untuk siapapun itu.
               Kini 23 th usiaku. Dan dalam dua tahun sebelumnya aku telah mengagumi lelaki yang tak kusadari bahwa ia hanya sebuah angan untuk di miliki, mendampingi dan menjadi imam dalam keluarga yang ingin kumiliki kelak, panggil Ia Lutfhi,, atau uf,, lebih dekatnya.
               Tapi kehidupan yang kita inginkan selalu tak sejalan, kesenjangan antara keinginan dan kenyataan di situlah terselip masalah. Masalah yang ku rasa terkadang membuat kegalauan yang teramat sangat menyiksa, apalagi yang bersangkut-paut dengan CINTA.
               Ini terjadi saat aku dan Lutfhi duduk bersama di taman rumahnya, saat itu Lutfhi masih sama sepertiku saat ini..,,, buta,,
               " Kalau saja aku bisa melihat aku ingin segera meminang seorang gadis yang sangat ku sayangi" ujarnya dengan wajah yang sayu.
               " Siapakah perempuan itu?" tanyaku, yang ku harapkan akulah orangnya.
               " Nanti kau juga tahu, aku ingin di saat aku melihat nanti aku ingin dialah orang pertama yang kulihat"
               Tuhan siapa perempuan yang di katakannya? Aku sangat ingin akulah yang di maksudnya
               " Ayolah Uf aku penasaran nih"
               " Aku hanya ingin memberitahumu setelah aku bisa melihat"
               " Tapi sampai kapan?"
               " Jadi kamu ragu kalu aku akan bisa melihat dengan cepat?"
               " Bukan begitu, tapi,,,"
               " Sudah lah,,, aku tetap pada pendirianku, yang jelas jika aku melihat aku akan mengajaknya menaiki perahu pesiar yang akan kami nikmati berdua, menikmati angin laut, saat itu ia kedinginan dan aku akan memeluknya, romantis bukan?'
Semalaman aku memikirkannya, hingga aku sampai pada sebuah keputusan yang menjadikan perdebatan sengit diantara aku dan keluargaku, tapi aku tetap melakukannya. Dan tidak ada yang bisa menggoyahkannya. titik.
               Aku benci hari ini, pengorbananku jatuh pada hari ini, demi Lutfhi, dia benar-benar meminag perempuan idamannya. Hari ini akad nikahnya, aku tak tahu aku kuat atau tidak jika mendengar suara mu Uf, mendengarmu mengucapkan nama perempuan lain yang tak lain adalah sepupuku sendiri Melani, aku tak tahu kamu selama ini diam-diam menyimpan perasaan untuknya, aku memakai kebaya merah, warna kesukaan aku dan Lutfhi saat dia masih berkhayal tentang warna merah yang menyemangatinya karena didalam mimipinya ia bertemu dengan perempuan berbaju merah.
Aku tidak akan datang aku hanya menitipkan sebuah surat untuk lutfhi kepada ibuku, Ibu memelukku erat menitikkan airmata bahagia aku anak yang rela berkorban demi orang lain hanya karena cinta, namun cinta itu berpaling karena tak menyadarinya.
               Di dalam kamar ku ambil air wudhu, aku mengadu, dan dalam sela-sela doaku, kurasa inilah babak akhir aku mencintai Lutfhi. Aku merasa airmataku bercucuran menahan kisah cinta yang tak menjadi nyata, aku rindu padamu Ya Allah, berikanlah kebahagiaan untuk Lutfhi bersama istrinya, berikanlah ia keturunan yang mampu mengangkat derajatnya, aku mencintai Lutfhi karena Mu ya Allah. Dalam sisa airmata, cinta dan doaku, aku mendengar pintu kamarku di dobrak, lalu ia datang dengan beberapa orang di belakngnya, aku bisa merasakan bajunya, aku yakin ia memakai baju pengantin, aku bisa menciun bau farfumnya. Ia Lutfhi. Saat aku lemah dalam perjuangan hidup dan mati aku merasakan ia memelukku erat, sangat erat aku merasakan dinginnya airmata Lutfhi yang menetes di pipiku, mungkin airmataku dan air matanya telah menyatu. Dengan mukena yang masih membungkus tubuhku, ia meminta maaf padaku, lalu aku tahu ia menjalankan ijab qobul itu, hatiku menjerit meronta,, aku tidak mau mendengarnya aku ingin pulang dengan tenang.
Tapi itu namaku yang ia sebut,, ia menikahiku dengan maskawin dua kalimah syahadat, apa ini? Aku benar-benar menikah dengannya.
               Aku tak sanggup untuk bertahan lama aku puas karena aku telah dinikahinya karena cinta, meski aku yakin aku yang kedua. Tapi aku bahagia karena ia yang pertama dan terakhir dalam hidupku, Dalam pelukannya aku di tuntun izrail untuk kembali kerumahku, SurgaMu ya Allah. Sebelum itu aku mendengar tangisan beberapa orang di sekelilingku dan kecupan Mas lutfhi dikeningku, aku pulang dengan Bahagia.

               Didalam surat tertulis

untuk Lutfhi

Uf bagaimana pernikahanmu? lancarkah? semoga Allah melancarkannya hingga kau menyusulku,
O iya semoga perjalanan Di kapal pesiar bersama istrimu menyenangkan,
Tahukah kamu Aku sangat berharap akulah perempuan pertama yang akan kau lihat, aku berharap bisa duduk di pelaminan bersamamu, lalu kita akan menikmati perahu pesiar kita dengan Angin lautnya , Aku berharap akulah yang kedinginan dan kau peluk mesra,
aku rasa aku terlalu banyak berharap,
tak apa toh aku masih bisa melihatmu, melihat keturunanmu, kebahagiaanmu, dan suasana laut dari kapal pesiar, bahkan aku lah yang tahu kamu dan perasaanmu ketimbang istri dan anak-anakmu karna Cintaku terselip Di Bola Matamu, dan aku ikhlas akan itu'. seminggu sebelum itu aku menitipkannya untukmu
Semoga Allah menjadikanmu keluarga Yang Sakinah Mawadah Dan Warahmah...
aku tetap menunggumu

Persahabatan yg hancur karena cinta

Cinta itu memang kadang membuat orang lupa akan segalanya. Karena cinta kita relakan apapun yang kita miliki. Bagi kaum wanita mencintai itu lebih baik daripada dicintai. Jangan terlalu mengharapkan sesorang yang belum tentu mencintai kita tapi terimalah orang yang sudah mencintai kita apa adanya. Mencintai tapi tak dicintai itu seperti olahraga lama-lama supaya kurus tapi hasilnya nggak kurus-kurus. Belajarlah mencintai diri sendiri sebelum anda mencintai orang lain.

Gue Amel siswa kelas X. Dulu gue selalu menolak dan mengabaikan orang yang mencintai gue, tapi sekarang malah tebalik gue selalu diabaikan sama orang yang gue cintai.

Gue suka sama teman sekelas gue dan plus dia itu teman dekat gue, udah lumayan lamalah. Cowok itu namanya Nino anak rohis. Gue suka sama dia berawal dari perkenalan terus berteman lama-lama dekat dan akhirnya gue jadi jatuh cinta gini.

Oh iya gue punya temen namanya Arum, dia temen gue dari SMP. Arum gue dan Nino itu berteman dekat sejak masuk SMA.

Suatu hari gue ngeliat Arum sama Nino itu bercanda bareng dan mereka akrab banget seperti orang pacaran. Jujur gue cemburu, tapi gue nyembunyiinn itu dari Arum.

Lama-lama capek juga mendam rasa suka kayak gini. Akhirnya gue mutusin untuk cerita sama Arum.

``Rummmm gue mau ngomong sesuatu, tapi jangan bilang siapa-siapa``

``Ngomong apa?`` tanya Arum

`` Jujur gue suka sama Nino udah lama, dan gue cemburu kalo lo dekat sama Nino!`` Jawab
Amel

`` Lo suka Nino? Serius?`` Tanya Arum

`` Iya, tapi lo jangan bilang Ninonya`` gertak Amel

`` Iyaiya maaf ya kalo gue udah buat lo cemburu``

`` Okee ``

Amel makin lama makin dekat dan Amel susah untuk ngelupain Nino. Amel berfikir Nino nggak akan pernah jatuh cinta sama Amel. Walau Amel udah ngerasa seperti itu tapi dia tetap berjuang. Tanpa disadari Arum ternyata juga suka sama Nino.

Amel mengetahui kalo Arum suka sama Nino. Nggak disengaja Amel membaca buku diary Arum. Disitu tertulis curhatan Arum tentang perasaannya kepada Nino.

Setelah Amel membaca buku diary Arum, dia merasa kecewa karena temen sendiri juga suka sama cowok yang sama. Tapi Amel berfikir rasa suka itu datangnya tiba-tiba jadi siapa pun berhak untuk suka sama Nino. Amel tetap terus berjuang mengambil hati Nino, walau harapanya kecil.

Di taman sekolah Amel melihat Arum dan Nino sedang berincang-bincang, tapi ini beda mereka terlihat serius. Amel penasaran dan akhirnya ia nguping dibalik pohon.

``Ruummm gue suka sama lo, lo mau nggak jadi pacar gue?`` Tanya Nino

Arum kaget dia bingung harus jawab apa, tapi akhirnya Arum menerima Nino jadi pacarnya tanpa memikirkan perasaan Amel sahabatnya sendiri.

`` Iya aku mau`` Jawab Arum

Amel yang mendengar jawaban Arum dibalik pohon kaget, dia tak menyangka sahabatnya akan tega. Tanpa berfikir Amel keluar dari belakang pohon.

`` Rumm lo pacaran sama Nino? Congrast ya lo udah bikin gue sakit hati``

Arum dan Nino kaget tiba-tiba Amel muncul dari belakang pohon dan bilang sperti itu.

`` Maafin gue Mell, tapi gue cinta sama Nino``

`` Yaudahlah ``

Amel langsung pergi meninggalkan Arum dan Nino. Perasaanya campur aduk nggak karuan, dia masih bingung kenapa temannya tega melakukan hal itu. Padahal Arum tau kalo Amel udah lama ngejar-ngejar Nino.

Persahabatan bisa hancur begitu saja karena cinta. Utamakan sahabat mu daripada pacarmu karena orang yang bakal selalu ada disaat kamu senang dan susah itu sahabat. Persahabatn yang dijalin cukup lama bisa hancur seketika karena masalah cinta.

JANJI TERAKHIR

Pagi ini dia datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum menatapku. Aku benar-benar tak berdaya melihat tatapan itu, tatapan yang begitu hangat, penuh harap dan selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku sadar, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia., meski dia sering menyakiti hatiku dan membuatku menangis. Tidak hanya itu, akupun kehilangan sahabatku, aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang aku. Aku akan tetap memaafkan Elga, meskipun dia sering menghianati cintaku.

“Aku gak tau harus bilang apa lagi, buat kesekian kalinya kamu selingkuh! Kamu udah ngancurin kepercayaan aku!”

Aku tidak sanggup menatap matanya lagi, air mataku jatuh begitu deras menghujani wajahku. Aku tak berdaya, begitu lemas dan Dia memelukku erat.

“Maafin aku Nilam, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji Nilam. Aku sayang kamu! Please, kamu jangan nangis lagi!”

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, aku tidak ingin kehilangan Elga, aku sangat mencintainya.

Malam ini Dave menjemputku, kami akan kencan dan makan malam. Aku sengaja mengenakan gaun biru pemberian Dave dan berdandan secantik mungkin. Kutemui Elga di ruang tamu, Dia tersenyum, memandangiku dari atas hingga bawah.

“Rianti, kamu cantik banget malam ini.”

“Makasih. Kita jadi dinner kan?”

“Ya tentu, tapi Rianti, malam ini aku gak bawa mobil dan mobil kamu masih di bengkel, kamu gak keberatan kita naik Taksi?”

“Engga ko, ya udah kita panggil Taksi aja, ayo.”

Dengan penuh semangat aku menggandeng lengan Dave. Ini benar-benar menyenangkan, disepanjang perjalanan Dave menggenggam erat tanganku, aku bersandar dibahu Dave menikmati perjalanan kami dan melupakan semua kesalahan yang telah Dave perbuat padaku.

Kami berhenti disebuah Tenda di pinggir jalan. Aku sedikit ragu, apa Dave benar-benar mengajakku makan ditempat seperti ini. Aku tahu betul sifat Dave, dia tidak mungkin mau makan di warung kecil di pinggir jalan.

“Kenapa Dave? Mienya gak enak?”

“Enggak ko, mienya enak, Cuma panas aja. Kamu gak apa-apa kan makan ditempat kaya gini rianti?”

“Enggak. Aku sering ko makan ditempat kaya gini. Mie ayamnya enak loch. Kamu kunyah pelan-pelan dan nikmati rasanya dalam-dalam.”

Aku yakin, Dave gak pernah makan ditempat kaya gini. Tapi sepertinya Dave mulai menikmati makanannya, dia bercerita panjang lebar tentang teman-temannya, keluarganya dan banyak hal.
Dua tahun bersama Dave bukan waktu yang singkat, dan tidak mudah untuk mempertahankan hubungan kami selama ini. Dave sering menghianati aku, bukan satu atau dua kali Dave berselingkuh, tapi dia tetap kembali padaku. Dan aku selalu memaafkannya, itu yang membuatku kehilangan sahabat-sahabatku. Mereka benar, aku wanita bodoh yang mau dipermainkan oleh Dave. Meskipun kini mereka menjauhiku, aku tetap menganggap mereka sahabatku.

Selesai makan Dave Nampak kebingungan, dia mencari-cari sesuatu dari saku celananya.

“Apa dompetku ketinggalan di Taksi?”

“Yakin di saku gak ada?”

“Gak ada. Gimana dong?”

“ya udah, pake uang aku aja. Setiap jalan selalu kamu yang traktir aku, sekarang giliran aku yang traktir kamu. Ok!”

“ok. Makasih ya sayang, maafin aku.”

Saat di kampus, aku bertemu dengan Alin dan Flora. Aku sangat merindukan kedua sahabatku itu, hampir empat bulan kami tidak bersama, hingga saat ini mereka tetap sahabat terbaikku. Saat berpapasan, Alin menarik tanganku.

“rianti, kamu sakit? Ko pucet sich?”

Alin bicara padaku, ini seperti mimpi, Alin masih peduli padaku.

“Engga, Cuma capek aja ko Lin. Kalian apa kabar?”

“Jelas capek lah, punya pacar diselingkuhin terus! Lagian mau aja sich dimainin sama cowok playboy kaya Dave! Jangan-jangan Elga gak sayang sama kamu? Ups, keceplosan.”

“Stop Flo! Kasian Nilam! Kamu kenapa sich Flo bahas itu mulu? Nilam kan gak salah.”
“Udah dech Alin, kamu diem aja! Harusnya kamu ngaca Rianti! Kenapa kamu diselingkuhin terus!”

Flora bener, jangan-jangan Dave gak sayang sama aku, Dave gak cinta sama aku, itu yang buat Dave selalu menghianati aku. Selama ini aku gak pernah berfikir ke arah sana, mungkin karena aku terlalu mencintai Elga dan takut kehilangan Dave. Semalaman aku memikirkan hal itu, aku ragu terhadap perasaan Dave padaku. Jika benar dave tidak mencintaiku, aku benar-benar tidak bisa memaafkannya lagi.

Meskipun tidak ada jadwal kuliah, aku tetap pergi ke kampus untuk mengerjakan tugas kelompok. Setelah larut malam dan kampus sudah hampir sepi aku pun pulang. Saat sampai ke tempat parkir, aku melihat dave bersama seorang wanita. Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu karena dia membelakangiku. Mungkin Dave menghianatiku lagi. Kali ini aku tidak bisa memaafkannya. Mereka masuk ke dalam mobil, aku bisa melihat wanitaitu, sangat jelas, dia sahabatku, Flora….

Sungguh, aku benar-benar tidak bisa memaafkan Dave. Akan ku pastikan, apa dave akan jujur padaku atau dia akan membohongiku, ku ambil ponselku dan menghubungi dave.

“Hallo, kamu bisa jemput aku sekarang Dav?”

“Maaf Rianti, aku gak bisa kalo sekarang. Aku lagi nganter kakak, kamu gak bawa mobil ya?”

“Emang kakak kamu mau kemana dav?”

“Mau ke…, itu mau belanja. Sekarang kamu dimana?”

“Dav! Sejak kapan kamu mau nganter kakak kamu belanja? Sejak Flora jadi kakak kamu? Hah?!!”

“Rianti, kamu ngomong apa sayang? Kamu bilang sekarang lagi dimana?”

“Aku liat sendiri kamu pergi sama Flora dav! Kamu gak usah bohongin aku! Kali ini aku gak bisa maafin kamu Dave! Kenapa kamu harus selingkuh sama Flora Dave? Aku benci kamu! Mulai sekarang aku gak mau liat kamu lagi! Kita Putus Dav!”

“rianti, ini gak…….”

Kubuang ponselku, kulaju mobilku dengan kecepatan tertinggi, air mataku terus berjatuhan, hatiku sangat sakit, aku harus menerima kenyataan bahwa dave tidak mencintaiku, dia berselingkuh dengan sahabatku.

Beberapa hari setelah kejadian itu aku tidak masuk kuliah, aku hanya bisa mengurung diri di kamar dan menangis. Beruntung Ibu dan Ayah mengerti perasaanku, mereka memberikan semangat padaku dan mendukung aku untuk melupakan dave, meskipun aku tau itu tak mudah. Setiap hari dave datang ke rumah dan meminta maaf, bahkan dave sempat semalaman berada di depan gerbang rumahku, tapi aku tidak menemuinya. Aku berjanji tidak akan memafkan dave, dan janjiku takan kuingkari, tidak seperti janji-janji dave yang tidak akan menghianatiku yang selalu dia ingkari.

Hari ini kuputuskan untuk pergi kuliah, aku berharap tidak bertemu dengan dave. Tapi seusai kuliah, tiba-tiba dave ada dihadapanku.

“Maafin aku rianti! Aku sama Flora gak ada hubungan apa-apa. Aku Cuma nanyain tentang kamu ke dia rianti!

“Kita udah putus El! Jangan ganggu aku lagi! Sekarang kamu bebas! Kamu mau punya pacar Tujuh juga bukan urusan aku!”

“Tapi rianti…..”

Aku berlari meninggalkan dave, meskipun aku sangat mencintainya, aku harus bisa melupakannya. dave terus mengejarku dan mengucapkan kata maaf. Tapi aku tak pedulikan dia, aku semakin cepat berlari dan menyebrangi jalan raya. Ketika sampai di seberang jalan, terdengar suara tabrakan, dan…………

“davee…..”

dave tertabrak mobil saat mengejarku, dia terpental sangat jauh. Mawar merah yang ia bawa berserakan bercampur dengan merahnya darah yang keluar dari kepala dave.

“dave, maafin aku!”

“rianti. Ma-af ma-af a-ku jan-ji jan-ji ga sa-ki-tin ka-mu la-gi a-ku cin-ta ka-mu a-ku ma-u ni-kah sa-ma kam……”

“daveeeee……”

dave meninggal saat itu juga, ini semua salahku, jika aku mau memaafkan dave semua ini takan terjadi. Sekarang aku harus menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat pahit yang tidak aku inginkan, yang tidak mungkin bisa aku lupakan. dave menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku, disaat terakhir dia berjanji takan menyakitiku lagi, disaat dia mengatakan mencintaiku dan ingin menikah denganku. Dia mengatakan semuanya disaat meregang nyawa ketika menahan sakit dari benturan keras, ketika darahnya mengalir begitu deras membasahi aspal jalanan.
Rasanya ingin sekali menemani dave didalam tanah sana, menemaninya dalam kegelapan, kesunyian, kedinginan, aku tidak bisa berhenti menangis, menyesali perbuatanku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Satu minggu setelah dave meninggal, aku masih menangis, membayangkan semua kenangan indah bersama dave yang tidak akan pernah terulang lagi. Senyuman dave, tatapan Elga, takan pernah bisa kulupakan.

“rianti sayang, ini ada titipan dari Ibunya dave. Kamu jangan melamun terus dong! Kamu harus bangkit! Biar dave tenang di alam sana. Ibu yakin kamu bisa!”

“Ini salah aku Bu. Aku butuh waktu.”

Kubuka bingkisan dari Ibu dave, didalamnya ada kotak kecil berwarna merah, mawar merah yang telah layu dan amplop berwarna merah. Didalam kotak merah itu terdapat sepasang cincin. Aku pun menangis kembali dan membuka amplop itu.

    Dear Rianti,
    rianti sayang, maafin aku, aku janji gak akan nyakitin kamu, aku sangat mencintai kamu, semua yang udah aku lakuin itu buat ngeyakinin kalo Cuma kamu yang terbaik buat aku, Cuma kamu yang aku cinta.
    Aku harap, kamu mau nemenin aku sampai aku menutup mata, sampai aku menghembuskan nafas terakhirku. Dan cincin ini akan menjadi cincin pernikahan kita.
    Aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin berpisah denganmu Rianti.
    Love You
    Dave


Air mataku mengalir semakin deras dari setiap sudutnya, kupakai cincin pemberian dave, aku berlari menghampiri Ibu dan memeluknya.

“Bu, aku udah nikah sama dave!”

“rianti, kenapa sayang?”

“Ini!” Kutunjukan cincin pemberian dave dijari manisku.

“rianti, kamu butuh waktu nak. Kamu harus kuat!”

“Sekarang aku mau cerai sama dave Bu!” kulepas cincin pemberian dave dan memberikannya pada Ibu.

“Aku titip cincin pernikahanku dengan dave Bu! Ibu harus menjaganya dengan baik!”
Ibu memeluku erat dan kami menangis bersama-sama.